- 1. Latar Belakang Lahirnya Teknik Industri
Teknik
Industri lahir pada akhir abad ke - sembilan belas. Teknik Industri adalah
profesi dinamis yang perkembangannya didorong oleh tantangan dan tuntutan dari
manufaktur, pemerintah dan layanan organisasi sepanjang abad kedua puluh.
Teknik Industri juga merupakan profesi yang masa depannya tidak hanya
bergantung pada kemampuan praktisi untuk bereaksi dan memfasilitasi operasional
dan perubahan organisasi tapi lebih kepada kemampuan mereka untuk mengantisipasi
dan memimpin perubahan itu sendiri.
Latar
belakang lahirnya teknik industri adalah terjadiya revolusi industri, yang
dimulai di Inggris pada abad ke-delapan belas , mengubah secara drastis
praktik-praktik manufaktur yang memicu kelahiran dunia ilmiah pada abad
berikutnya. Inovasi teknologi bermunculan
mempermudah suatu sistem pabrik untuk memproduksi lebih banyak produk
dengan tenaga kerja yang sedikit dan memberikan mekanisasi dari banyak operasi
manual tradisional dalam dunia industri tekstil. Inovasi terpenting yang
mengawalinya adalah mesin uap yang dikembangkan oleh James Watt pada tahun 1765
yang memberikan pabrik-pabrik sumber energi uap yang murah untuk menghasilkan
produk yang melimpah.
Dalam
berjalannya era industri lahirlah konsep-konsep dari para tokoh pemikir untuk
lebih mengefektikan dan mengefisiensikan produktivitas pekerja. Konsep tentang
spesialisasi pekerja yang disampaikan Adam Smith, “motionandtime” dari
charlesBabbage, “Interchangeablemanufacture” dari Eli Whitney, dan yang paling
utama adalah konsep dari Frederick Winslow Taylor mengenai “scientificmethod”
dan beberapa tokoh lainnya seperti Frank Gilbert dan LillianGilberth menuntut
keahlian teknis yang terlatih yang dapat merencanakan, mengorganisasikan dan
menggerakkan/memimpin operasi-operasi dari sebuah sistem yang besar dan
kompleks. (Wikipedia)
- 2. Objek dan Ruang Lingkup Teknik Industri
Objek
dari teknik industri merupakan suatu
sistem yang terintegrasi dari manusia, mesin, material, informasi, dan energi.
Ruang
lingkup Teknik Industri adalah suatu hubungan antara manusia, mesin, material,
informasi, dan energi tersebut. Namun Teknik Industri lebih menekankan pada
hubungan antara manusia dengan mesin dan materialnya.
Pada dasarnya, ilmu Teknik Industri dapat
dibagi ke dalam tiga bidang keahlian, yaitu Sistem Manufaktur, Manajemen
Industri, dan Sistem Industri dan Tekno Ekonomi. Sistem Manufaktur adalah sebuah sistem yang
memanfaatkan pendekatan teknik industri untuk peningkatan kualitas,
produktivitas, dan efisiensi sistem integral yang terdiri dari manusia, mesin,
material, energi, daninformasi melalui proses perancangan, perencanaan,
pengoperasian, pengendalian, pemeliharaan, dan perbaikan dengan menjaga
keselarasan aspek manusia dan lingkungan kerjanya. Jenis bidang keilmuan yang
dipelajari dalam Sistem Manufaktur ini antara lain adalah Sistem Produksi,
Perencanaan dan Pengendalian Produksi, Pemodelan Sistem, Perancangan Tata Letak
Pabrik, dan Ergonomi.
Bidang
keahlian Manajemen Industri adalah bidang keahlian yang memanfaatkan pendekatan
teknik industri untuk penciptaan dan peningkatan nilai sistem usaha melalui
fungsi dan proses manajemen dengan bertumpu pada keunggulan sumber daya insani
dalam menghadapi lingkungan usaha yang dinamis. Jenis bidang keilmuan yang dipelajari
dalam Manajemen Industri antara lain adalah Manajemen Keuangan, Manajemen
Kualitas, Manajemen Inovasi, Manajemen Sumber Daya Manusia, Manajemen
Pemasaran, Manajemen Keputusan dan Ekonomi Teknik.
Bidang
keahlian Sistem Industri dan Tekno-Ekonomi adalah bidang keahlian yang
memanfaatkan pendekatan teknik industri untuk peningkatan daya saing sistem
integral yang terdiri atas tenaga kerja, bahan baku, energi, informasi,
teknologi, dan infrastruktur yang berinteraksi dengan komunitas bisnis, masyarakat,
dan pemerintah. Bidang keilmuan yang dipelajari di dalam Sistem Industri dan
Tekno Ekonomi antara lain adalah Statistika Industri, Sistem Logistik, Logika
Pemrograman, Operational Research, dan Sistem Basis Data. (MatthiasAroef)
- 3. Sejarah Teknik Industri di Indonesia
Sejarah
Teknik Industri di Indonesia di awali dari kampus Universitas Sumatera Utara
[USU] Medan pada tahun 1965 dan dilanjutkan dengan Teknik Industri ITB Institut
Teknologi Bandung. Sejarah pendirian pendidikan Teknik Industri di ITB tidak terlepas
dari kondisi praktek sarjana mesin pada tahun lima-puluhan. Pada waktu itu,
profesi sarjana Teknik mesinmerupakan kelanjutan dari profesi pada zaman
Belanda, yaitu terbatas pada pekerjaan pengoperasian dan perawatan mesin atau
fasilitas produksi. Barang-barang modal itu sepenuhnya diimpor, karena di
Indonesia belum terdapat pabrik mesin.
Di
Universitas Indonesia, keilmuan Teknik Industri telah dikenalkan pada awal
tahun tujuh puluhan, dan merupakan sub bagian dari keilmuan Teknik Mesin. Sejak
30 Juni 1998, diresmikanlah Jurusan Teknik Industri (sekarang Departemen Teknik
Industri) Fakultas Teknik Universitas Indonesia.
Pada
saat itu, dalam menjalankan profesi sebagai sarjana Teknik Mesin dengan tugas
pengoperasian mesin dan fasilitas produksi, tantangan utama yang mereka hadapi
ialah bagaimana agar pengoperasian itu dapat diselenggarakan dengan lancar dan
ekonomis. Jadi fokus pekerjaan sarjana Teknik Mesin pada saat itu ialah
pengaturan pembebanan pada mesin-mesin agar kegiatan produksi menjadi ekonomis,
dan perawatan (maintenance) untuk menjaga kondisi mesin supaya senantiasa siap
pakai. Sedangkan sarjana Teknik Mesin tidak mempelajari sistem pengoperasian
tersebut secara keseluruhan. Sekitar tahun 1955, terdapat gagasan untuk
menambah perkuliahan tambahan bagi para mahasiswa Teknik Mesin dalam bidang
pengelolaan pabrik.
Pada
tahun yang sama, orang-orang Belanda meninggalkan Indonesia karena terjadi
krisis hubungan antara Indonesia-Belanda, sebagai akibatnya, banyak pabrik yang
semula dikelola oleh para administratur Belanda, mendadak menjadi vakum dari
keadministrasian yang baik. Pengalaman ini menjadi dorongan yang semakin kuat
untuk terus memikirkan gagasan pendidikan alternatif bidang keahlian di dalam
pendidikan Teknik Mesin.
Pada
awal tahun 1958, mulai diperkenalkan beberapa mata kuliah baru di Departemen
Teknik Mesin, diantaranya : Ilmu Perusahaan, Statistik, Teknik Produksi, Tata
Hitung Ongkos dan Ekonomi Teknik. Sejak itu dimulailah babak baru dalam
pendidikan Teknik Mesin di ITB, mata kuliah yang bersifat pilihan itu mulai
digemari oleh mahasiswa Teknik Mesin dan juga Teknik Kimia dan Tambang.
Sementara
itu pada sekitar tahun 1963-1964 Bagian Teknik Mesin telah mulai menghasilkan
sebagian sarjananya yang berkualifikasi pengetahuan manajemen produksi/teknik
produksi. Bidang Teknik Produksi semakin berkembang dengan bertambahnya jenis
mata kuliah. Mata kuliah seperti : Teknik Tata Cara, Pengukuran Dimensional,
Mesin Perkakas, Pengujian Tak Merusak, Perkakas Pembantu dan Keselamatan Kerja
cukup memperkaya pengetahuan mahasiswa Teknik Produksi.
Pada
tahun 1966 - 1967, perkuliahan di Teknik Produksi semakin berkembang. Mata
kuliah yang berbasis teknik industri mulai banyak diperkenalkan. Sistem
man-machine-material tidak lagi hanya didasarkan pada lingkup wawasan
manufaktur saja, tetapi pada lingkup yang lebih luas yaitu perusahaan dan
lingkungan. Dalam pada itu, di Departemen ini mulai diajarkan mata kuliah :
Manajemen Personalia, Administrasi
Pada
tahun 1966 - 1967, perkuliahan di Teknik Produksi semakin berkembang. Mata
kuliah yang berbasis teknik industri mulai banyak diperkenalkan. Sistem
man-machine-material tidak lagi hanya didasarkan pada lingkup wawasan
manufaktur saja, tetapi pada lingkup yang lebih luas yaitu perusahaan dan
lingkungan. Dalam pada itu, di Departemen ini mulai diajarkan mata kuliah :
Manajemen Personalia, Administrasi Perusahaan, Statistik Industri, Perancangan
Tata Letak Pabrik, Studi Kelayakan, Penyelidikan Operasional, Pengendalian
Persediaan Kualitas Statistik dan Programa Linier. Sehingga pada tahun 1967,
nama Teknik Produksi secara resmi berubah menjadi Teknik Industri dan masih
tetap bernaung di bawah Bagian Teknik Mesin ITB. Pada tahun 1968 - 1971,
dimulailah upanya untuk membangun Departemen Teknik Industri yang mandiri.
Upaya itu terwujud pada tanggal 1 Januari 1971. (Kompasiana)
- 4. Sejarah Lahirnya Teknik Industri di Universitas Sebelas Meret
Universitas Sebelas Maret (UNS). Sumber: tumpi.id.
Teknik
Industri (TI) Universitas Sebelas Maret (UNS) didirikan pada bulan Juni 1998
dengan Nomor SK Pendirian Program Studi 53/DIKTI/Kep/1998 tertanggal 23
Pebruari 1998 yang ditandatangani oleh Dirjen DIKTI.
Pendirian
TI UNS dilandasi perlunya menyediakan sumber daya manusia yang dapat memenuhi
kebutuhan dunia industri di Indonesia atau lebih khusus di Kota Surakarta. Kota
Surakarta (Solo) itu sendiri adalah salah satu kota di Propinsi Jawa Tengah
yang letaknya cukup strategis yakni menjadi jalur penghubung kota-kota di Jawa
Timur dengan Propinsi Yogyakarta dan kota-kota di Propinsi Jawa Tengah baik
yang di jalur pantai utara maupun pantai selatan. Letak Kota Surakarta yang strategis
tersebut menjadikannya sebagai jalur perdagangan dan banyak didirikan industri
di sekitarnya (se-Eks-Karisidenan Surakarta). Selain sebagai kota perdagangan
dan industri, Kota Surakarta juga terkenal sebagai kota budaya. (Selayang
Pandang UNS)
- 5. Bidang Ilmu Teknik Industri
Teknik
Industri tetap berakar pada keilmuan teknik yaitu proses perancangan (design).
Obyek yang dirancang dalam Teknik Industri adalah sebuah sistem, bukan sesuatu
yang konkret seperti jembatan, gedung, pesawat terbang, atau yang lain. Pada
dasarnya, ilmu Teknik Industri dapat dibagi ke dalam tiga bidang keahlian,
yaitu :
1. Sistem Manufaktur. Bidang ini memanfaatkan
pendekatan Teknik Industri untuk peningkatan kualitas, produktivitas, dan
efisiensi sistem integral (manusia, mesin, material, energi, dan informasi)
melalui proses perancangan, perencanaan, pengoperasian, pengendalian,
pemeliharaan, dan perbaikan dengan menjaga keselarasan aspek manusia dan
lingkungan kerjanya.
2. Bidang keahlian Manajemen Industri. Bidang
ini cenderung bergerak ke arah persoalan-persoalan yang bersifat makro dan
strategis. Persoalan yang dihadapi seringkali sudah tidak ada lagi
bersangkut-paut dengan problem yang timbul di lini produksi (sistem produksi)
ataupun manajemen produksi/industri; melainkan sudah beranjak ke persoalan
diluar dinding-dinding pabrik.
3.
Bidang keahlian Sistem Industri dan Tekno-Ekonomi. Bidang ini memanfaatkan
pendekatan Teknik Industri untuk meningkatkan daya saing sistem integral
(tenaga kerja, bahan baku, energi, informasi, teknologi, dan infrastruktur)
yang berinteraksi dengan komunitas bisnis, masyarakat, dan pemerintah.
6. Bidang Kerja Teknik Industri
Bidang
kerja teknik industri antara lain :
1.
ProductDivision
Lulusan
Teknik Industri dibekali dengan kemampuan penanganan produksi. Oleh karenanya,
orang-orang lulusan Teknik Industri biasa bekerja di Divisi Produksi
diberbagaiperusahan Industri.
2.
EngineeringDivision
Dalam
jurusan Teknik Industri dipelajari juga pengetahuan tentang permesinan,
sehingga bisa juga lulusannya untuk bekerja di divisi ini. Besar juga
kemungkinan lulusan Teknik Industri bisa menjadi Engineering Manajer.
3.
Warehouse / PPIC Division
Divisi
Gudang atau ProductPlanningInventary Control adalah keahlian yang hanya di
ajarkan di jurusan Teknik Industri, jadi sudah sangat pasti anak Teknik
Industri satu-satunya ahli untuk bidang ini.
4.
Quality Control Division
Divisi
pengendali mutu ini banyak diisi oleh orang Teknik Industri karena mereka
berkompetensi dalam pengendalian sistem produksi suatu produk dari awal sampai
akhir.
5.
PurchasingDivision
PurchasingDivision
adalah divisi yang bertugas untuk menyediakan material dengan cara membeli
bahan-bahan mentah keperluan produksi sebuah perusahaan Industri dengan harga
serendah mungkin tapi kualitas terbaik tetap diutamakan
6.
Entrepreneur
Semua
orang memang mempunyai kesempatan untuk menjadi Entrepreneur, salah satunya
lulusan teknik Industri sangat bisa jika dia ingin berwirausaha karena telah
diajarkan bagaimana membuat/mengelola produk,mengelola keuangan dan juga
memasarkannya.
- 7. Kesimpulan dan Saran
Teknik
industri adalah ilmu teknik yang berkenaan dengan pengembangan, perbaikan,
implementasi, dan evaluasi sistem integral dari manusia, pengetahuan,
peralatan, energi, materi, dan proses. Ilmu ini menerapkan cara-cara dan
analisis engineering terhadap produksi barang dan jasa. Teknik industri dapat
diartikan sebagai teknik manajemen sistem, yaitu yang mengatur sistem secara
keseluruhan. Manfaat dari ilmu teknik industri adalah memberikan solusi yang
lebih efektif dan efisien dalam berbagai proses produksi, juga dalam pembuatan
sistem kerja yang efektif dan efisien. Salah satu contoh pengaplikasian ilmu
teknik industri secara nyata adalah pada perancangan sistem di sebuah pabrik.
Seorang profesor ilmuwan penemu membutuhkan waktu 800 jam untuk membuat
komputer hasil rancangannya. Tugas dari seorang ahli teknik industri adalah
merancang sistem di pabrik agar pekerjaan si profesor bisa dilakukan sepuluh
orang dalam delapan jam. Sistem itu harus mencakup pengelolaan mesin, waktu,
dan sumber daya. Ini membuktikan bahwa ilmu teknik industri sangat berperan
dalam perancangan sistem di sebuah pabrik atau organisasi.
Diharapkan dari waktu
ke waktu bidang industri semakin mengalami perkembangan. Karena itu, lulusan
Teknik Industri dituntut untuk menjadi sarjana yang siap pakai. Selain itu,
diharapkan pula teknik industri lebih kompeten jika setiap mahasiswanya lebih
difokuskan kepada spesialisasi di bidangnya.
Comments
Post a Comment